Blog

Titik – Titik Terlarang Semesta


Beberapa ribu tahun. Manusia sama dengan dalam tuntunan Kristen Katolik. Manusia berevolusi dalam tuntunan Biologi. Masalah/pembicaraan asal-usul manusia akan ada sepanjang ada kehidupan. Jika kita pelajari dari pemikiran Biologi, di situ ada kebenaran mutlak. Sebab manusia tercipta hasil dari pembuahan di antara sel sperma serta sel telur. Sesaat Teologi kristen terus bertentangan dengan pandangan beberapa pakar Biologi. Selama ini, kita tidak dapat terima kebenaran dengan mutlak dari ke-2 tuntunan ini. Sebab pengetahuan yang betul ialah harus dites kebenarannya.

Beberapa ribu tahun lalu, beberapa pakar Teologi serta Biologi telah mengetes kebenaran dari asal-usul manusia. Tetapi, mereka tidak sempat menjadikan satu inspirasi/gagasannya. Sebab Teologi ada untuk ranah/tempat religius. Sesaat, Biologi ada untuk ranah/koridor jasmaniah. Sampai di sini, kita makin terjerat antara ke-2 tuntunan ini dalam cari kebenaran dari asal mula manusia.

Oleh karenanya, kita bermain di ranah/tempat nalar saja. Asumsinya semacam ini, saya menyaksikan computer itu super power serta hebat. Mustahil computer yang hebat itu ada sendirinya. Seakan-akan dia dimuntahkan oleh semesta. Tentu ada pembuatnya. Nah, pembuatnya tidak lain ialah manusia sendiri. Seirama manusia yang prima ini tentu berawal dari Si Pengada. Disebutkan Si Pengada bermakna tentu masihlah ada pengada/pembuat yang lain. Lantas siapakah pembuat itu? Selaku orang memiliki iman Pembuat ialah Tuhan. Tuhan untuk beberapa pengikut agama. Lantas, Tuhan untuk golongan cendekiawan ialah pengetahuan.

Bunuh diri filosofikal dalam tuntunan filsuf Albert Camus. Sebab kita cari suatu hal yang tidak ada sama sekalipun. Jadi, simpulan sesaat ialah tidak ada kebenaran di antara tuntunan Kristen serta Biologi mengenai asal mula manusia.

Saat ini kita berusaha untuk menggedor beberapa titik terlarang semesta. Sebab tempat keagamaan serta ilmu dan pengetahuan kita terima dengan mutlak tiada mengkritik. Walau sebenarnya agama serta biologi adalah hasil/produk ciptaan dari pemikiran manusia. Janganlah sampai ‘Tuhan” adalah hasil ciptaan dari beberapa Teolog.

Beberapa titik terlarang semesta saat ini ialah dunia tehnologi. Sebab kedatangan tehnologi sudah geser religius manusia ke dunia imajinasi tehnologi. Ini nampak terang dari kehidupan manusia tiap hari. Di manakah dari pagi sampai malam, tiap orang tidak terlepas dari pemakaian tehnologi. Berikut keyakinan terkini manusia saat ini. Sebab keyakinan ini memberi kepuasan jalani hidup. Kandungan keberhasilan terbuka lebar lewat beberapa titik terlarang semesta tehnologi. Kondisi ini bawa kegundahan untuk beberapa pemuka agama yang menyaksikan serta melihat iman umatnya mulai labil serta berpindah/beralih dari pernyataan Tuhan ke penemuan-penemuan baru dari dunia tehnologi.

Pandangan saya ini jika untuk era tengah di Eropa, kepala saya telah dipotong oleh beberapa Teolog yang berlagak suci di ruangan khalayak. Lantas, munafik ada di belakang monitor khalayak. Benar-benar tragis kan? Mungkin beberapa kita yang akui berlagakma berpedoman pandangan beberapa Teolog era tengah di kehidupan kita saat ini.

Pada akhirnya, jangan takut untuk buka beberapa titik terlarang semesta. Yang paling penting ialah kemanusiaan kita dipandang di kehidupan berbangsa.

error: Content is protected !!