Menikmati Tik-Tok dari Sudut Pandang Filsafat

Karena manusia saat ini cuman disibukkn dengan sosial media.

Kadang sosial media bawa permasalahan stres, depresi, sakit hati, cemburu, dan lain-lain. Karena itu, kedatangan medium selingan Tik-Tok mendapatkan tempat/tempat spesial di hati manusia.

Tik-Tok pergi dari beberapa masalah psikis tiap orang. Lebih persisnya, permasalahan sepele temeh manusia serta kesehariannya.

Filsafat kupas beberapa pertanyaan manusia serta semesta. Siapakah manusia? Dari mana manusia? Apakah itu matahari, bulan serta bintang? Apakah itu makanan? Siapakah Tuhan? Apakah itu waktu? Serta semua pertanyaan yang sekitar manusia serta kosmos (Alam). Baik mikro kosmos atau makro kosmos. Jika kita pelajari dari Filsafat Kosmologi.

Ini hari, 27/10/2020 tiada menyengaja saya jalan-jalan di sejauh koridor satu diantara bangunan mega di kota Jakarta. Bangunan mega itu ialah halte Busway Serasi.

Mahfum saya berawal dari pedalaman pulau Timor yang tidak sempat menyaksikan semua sarana yang mega seperti pada kota metropolitan Jakarta. Sehari-harinya saya di pedalaman pulau Timor, terutamanya perkampungan Haumeni hanya didampingi oleh padang sabana, bukit-bukit serta meganya batu karang.

Irit kata, saya menyaksikan serta memperhatikan sepasang sejoli muda sedang goyang, sambil tersenyum senang.

Anehnya, mereka goyang sekalian mengikut pergerakan serta irama musik yang didengar terang di kuping telinganku. Sekilas saya termenung serta memperhatikan gerak-gerik mereka, seperti seorang agen/intel utusan FBI dalam visi menyedap perbincangan bandar narkoba di Mexico.

Mahfum saya ialah pencinta beberapa film berjenis action Hallywood. Jadi, alam bawah sadar saya secara cepat tertarik pada semua kejadian, kondisi yang berlangsung di sekitarku. Seperti pada dalam beberapa film action yang dimainkan oleh beberapa agen FBI.

Saya makin ingin tahu, lalu saya membulatkan tekad untuk menanyakan ke mereka, “Maaf Mas serta Mbak, apa boleh saya menanyakan?”

“Oh, sudah pasti, bisa Mas!”